Seekor ulat lemah menetas dari sebuah telur yang rapuh, berusaha bertahan hidup dari dunia penuh pemangsa yang lebih kuat dan penuh tipu daya, hingga pada saatnya ber metamorfosa.
Entri Populer
-
BERKERJA ITU TIDAK ADA YANG TAK ENAK,,, MESKIPUN JADI BOZZ BELUM TENTU ENAK,,, KARENA DIA SELALU MEMIKIRKAN DAN PIKIRANYAPUN TIDAK TEANANG...
-
Desa Salam berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan DIY. Desa yang dibatasi oleh sungai Krasak ini memiliki berbagai...
Pengikut
Selasa, 24 Juli 2012
Serangan Virus Bule 10 Hektar Cabai Terancam Gagal Panen
Salam, Magelang, Cybernews. Sebanyak 10 hektar tanaman cabai Taiwan di Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang terancam gagal panen. Pasalnya, pohon cabai yang mulai berbuah terserang virus bule.
Akibat serangan virus ini, daun cabai berubah warna menjadi kuning dan bunga berguguran. Jika dibiarkan, puluhan petani terancam merugi karena tidak bisa memanen cabai Taiwan yang mereka tanam. Apalagi virus ini mampu menyebar dengan cepat.
Hal ini dibenarkan Kepala Desa Salam Kahono (36) kepada Suara Merdeka, Rabu. "Para petani kami terancam rugi besar akibat serangan virus ini. Padahal modal bertanam cabai Taiwan sangat besar," kata dia sambil menunjukkan tanaman cabai yang terserang virus bule.
Dijelaskan Kahono pohon cabai yang terserang virus bule akan mengalami penurunan produksi secara drastis. "Paling banter petani hanya akan bisa memanen 60 persen dari seharusnya. Ini jelas sangat memukul para petani kami," kata dia.
Saat ini, virus bule sudah menyebar ke-17 dusun di wilayah Desa Salam yang meliputi Dusun Salam, Jagang Lor, Jagang Kidul, Jarean, Jagalan, Solean, Kricaan Wetan, Kricaan Kulon, Tembeman, Kadipuro Kulon, Kadipuro Wetan, Losari, Waru, Citrogaten Kidul, Citrogaten Lor, Bendosari, Kauman, dan Bendosari Gede.
Untuk itu, Kahono meminta Dinas Pertanian dan kalangan ahli pertanian untuk mencarikan solusi. Hal ini karena petani cabai belum mengetahui obat maupun cara mengatasi virus bule. Jika sampai gagal panen petani cabai terancam gulung tikar, "petani cabai sudah menyemprot tanaman cabai dengan obat setiap 3 hari sekali namun tidak berpengaruh apa-apa."
Kahono menduga virus ini muncul akibat lahan pertanian masih basah saat ditutup dengan mulsa plastik. "Dulu saat pengolahan lahan dan penanaman tanah masih berair. Namun ini masih sebatas dugaan kami," ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon komennya sopan